Sirah Ar Rosul (Sejarah Perjuangan Rosul)

Sirah Ar Rasul adalah Sunnah dalam Pembumian Al Qur’an



Gebyar 1 Muharam 1441 H

Lalu dari sisi dan sudut pandang mana seharusnya kaum muslimin menjadikan Rasulullah sebagai Uswah dan Sunnah? Pertanyaan ini perlu dimunculkan mengingat begitu banyak ragam cara, sudut, interpretasi/penafsiran terhadap perjalanan beliau, sehingga banyak diantara kaum muslimin mengambil sudut pandang secara parsial, sehingga tidak utuh dan menyeluruh.
Sebagai contoh misalnya ada yang melihat Muhammad dengan sudut pandang 68:4, 21:107 yang dipersempit menjadi moralitas (sikap moderat), nilai baik dan buruk dalam masyarakat. Umumnya mereka mencari aman bukan mencari benar. Jika demikian pemaknaannya, tidak cukupkah bagi Muhammad mendapat gelar Al Aminnya...?. Kita juga menemukan ada kaum muslimin yang mengambil sunnah dari sisi poligaminya atau bab fiqihnya saja.
Disisi lain ada juga yang menonjolkan sisi Ash shida A’lal Kufar, dengan cara menghancurkan secara fisik tempat-tempat perjudian, diskotik, tempat-tempat pelacuran. “Rasulullah, dulu juga menghancurkan berhala-berhala.”, kilahnya. Sehingga munculah terminologi wujud islam yaitu anarkhisme, radikalisme, dan ekstrimisme.
Sebagian lagi memilih jalan konservatif dan kooperatif. Terlalu beresiko untuk mengambil jalan berbeda yang dapat menimbulkan konfrontasi Bagi mereka, Al Qur’an sudah lengkap dengan al yauma akmaltulakum, dan Sunnah sudah dipungkas dengan khataman nabiyyin .  Pendek kata, “Islam sudah final. “Lihat tuh piagam Madinah, Rasulullah juga hidup berdampingan/kooperatif dengan Yahudi,” tambahnya. Lebih jauh, sikap kooperatifnya mengkaburkan Dinul Islam itu sendiri, sehingga Dinul Islam tidak bisa menunjukkan wajah yang sebenarnya karena terkotori sikap kooperatif yang cenderung talbis/campur aduk.
 Ketika hawahu berbicara, maka timbulah sikap seperti yang disinyalir al Qur’an yaitu: 

  1. Di antara mereka ada iman kepada sebagaian dan kufur pada sebagian yang lain,
  2. Ada yang meng-ekspos ayat-ayat tertentu yang menguntungkan dan menyembunyikan ayat-ayat lain yang merugikan. Dll. Sikap terhadap Al Qur’an tersebut nampak juga pada sikap pada Sunnah Rasulullah. Sisi ekonominya saja, sisi sosialnya saja, sisi pendidikannya saja, sisi seni dan budayanya saja, dll

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengertian Aqidah Islamiyyah

Syarat sahnya Aqidah